Begitulah sepenggal lirik lagu yang populer dan menggambarkan ibukota negara Indonesia tersebut. Kota Metropolitan ini kian berbenah dalam berbagai hal, terutama dalam meningkatkan minat orang-orang untuk mengunjungi Jakarta. Salah satu hal yang jelas terlihat oleh saya ketika berada di pusat kota ini adalah bus berwarna ungu dengan tulisan Wisata Keliling Ibukota di badan bus tersebut.
Bus ini disebut juga Bus Wisata yang menjadi ikon baru wisata Kota Jakarta. Saya perhatikan, banyak orang naik bus besar ini, ada orang Indonesia dan juga orang bule. Oleh karena saya penasaran ke mana bus ini berjalan, akhirnya saya memutuskan untuk mencoba perjalanan wisata dengan Bus Wisata. Saya mencoba naik Bus tingkat yang mirip dengan Double Dekker di London, Inggris ini dari shelter Bundaran Indonesia. Awalnya saya kira bus ini memiliki tarif sama dengan Bus Transjakarta, ternyata perkiraan tersebut salah karena Bus Wisata ini tanpa dipungut biaya alias gratis. Bentuknya sedikit berbeda dengan Double Dekker, di mana atapnya dibuat tidak terbuka menyesuaikan iklim Jakarta. Ketika memasuki bus, saya melihat ada sekitar 60 tempat duduk lengkap dengan pendingin udara, petugas pemandu dan pengeras suara yang terdengar hingga lantai dua. Bus ini memang dirancang untuk kenyamanan wisatawan yang mengunjungi Jakarta.
Ke mana saja bus ini akan membawa penumpangya? Awalnya saya pikir Bus Wisata ini akan masuk ke jalur busway, tetapi ternyata tidak seperti itu. Bus ini masuk di jalur lambat dengan semua pintu untuk berada di sebelah kiri. Menariknya lagi, tidak ada penumpang yang berdiri, semuanya bisa duduk dengan nyaman dengan kaca-kaca yang sengaja dibuat lebar agar bisa melihat langsung lansekap Kota Jakarta. Bus ini berkeliling ke sejumlah tempat wisata dan tenpat-tempat yang menggelar acara rutin yang beroperasi mulai pukul 7.00 hingga 21.00 WIB. Asik kan ya bisa keliling Jakarta sampai malam nih ceritanya.
Dari Shelter Bundaran Hotel indonesia, bus tersebut bergerak ke Jalan MH. Thamrin, Jalan Medan Merdeka Barat hingga ShelterMuseum Nasional. Lalu, lanjut lagi ke Jalan Majapahit, Harmoni, Komplek Sekretariat Negara hingga menemukan Shelter ANZ Bank (Pecenongan). Bus masih terus bergerak ke arah Pasar Baru, Shelter Gedung Kesenian Jakarta, Lapangan Benteng, Shelter Masjid Istiqlal, Jalan Juanda, Jalan Veteran II, Jalan Medan Merdeka Utara hingga Shelter Istana Negara (Medan Merdeka Barat). Perjalanan terus berlanjut ke arah Indosat, Jalan Merdeka Selatan, Shelter Balaikota, kembali lagi ke Jalan MH. Thamrin, Shelter Sarinah, dan kembali ke Shelter Bundaran Hotel Indonesia lagi. Namun di hari libur, tidak seluruh bus melayani penumpang di semua halte. Ada beberapa bus yang melayani semua halte, ada juga tidak. Bahkan, ada bus yang hanya melayani satu atau dua halte saja.
Selain rute yang sebelumnya saya jelaskan, ada juga rute lain ke pusat perbelanjaan, sehingga memudahkan orang-orang yang ingin belanja. Sebaiknya, bertanya dulu kepada petugas, mana bus yang mengarah ke tempat perbelanjaan tersebut dengan rute Blok M-Monas, Bundaran Hotel Indonesia-Tanah Abang dan Monas-Kota Tua.
Nah, kalau teman-teman penasaran ingin menikmati suasana Jakarta dengan Bus Wisata, bisa langsung mengarah ke ibukota negara tersebut. Saat ini sudah banyak maskapai yang memiliki rute menuju Bandara Soekarno Hatta atau Bandara Halim Perdana Kusuma yang baru dibuka untuk beberapa penerbangan. Untuk menemukan beragam tiket pesawat dengan cara mudah dan aman, saya merekomendasikan di traveloka.comyang menawarkan berbagai maskapai, seperti garuda Indonesia, Lion Air, Air Asia, Sriwijaya, dan Citilink. Traveloka.com juga memberikan penawaran terbaik dan harga khusus dengan pembayaran melalui kartu kredit. Jadi, saat ini tidaklah sulit untuk mencari dan berburu tiket murah untuk liburan Anda.