Mengenal Sejarah Paskibraka Nasional Indonesia

Mengenal Sejarah Paskibraka Nasional Indonesia

Dalam penerapan upacara memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia kerap ditemukan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang bertugas mengibarkan Si Saka Merah Putih. Saat sebelum itu, Paskibraka mempunyai sejarah paskibraka nasional yang panjang dalam pembentukannya. Lalu gimana sejarah pembuatan Paskibraka?

Sejarah Paskibraka Nasional

Melansir dari Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga (Kemenpora RI) No 0065 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Aktivitas Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Pencetusan Paskibraka nasional terjadi pada saat akan memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-1. Saat itu, ibu kota Indonesia lagi dipindahkan, dari Jakarta ke Yogyakarta sebab terdapatnya Agresi Militer Belanda I pada 1946.

Atas perintah Ir. Soekarno, Mayor (Laut) Husein Mutahar mempersiapkan upacara pengibaran bendera Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dilakukan di halaman Gedung Agung Yogyakarta pada 17 Agustus 1946. Untuk meningkatkan rasa persatuan bangsa, Mayor Husein Mutahar mempunyai gagasan seputar pengibaran Bendera Pusaka. 

Bagi dia, pengibaran Bendera Si Saka Merah putih lebih baik dilaksanakan oleh para pemuda perwakilan masing-masing wilayah Indonesia. Hal ini dilakukan sebagaimana dipaparkan dalam Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga (Kemenpora RI) No 0065 Tahun 2015.

Tetapi, saat itu keadaan keamanan di Indonesia tidak kondusif sehingga ide tersebut tidak membolehkan untuk dilaksanakan. Kesimpulannya, Mayor Husein Mutahar menunjuk 5 orang pemuda yang berada di Yogyakarta sebagai perwakilan wilayah. Kelima orang tersebut terdiri atas 3 orang gadis serta 2 orang putra sebagai pasukan pengibar Bendera Pusaka.

Jumlah 5 pemuda melambangkan 5 sila pada Pancasila. Semenjak saat itu, tata cara penerapan tersebut terus digunakan di Yogyakarta sampai 1949. Pada 1950-1966, penerapan pengibaran Bendera Pusaka dilaksanakan Rumah Tangga Kepresidenan tiap 17 Agustus di Istana Merdeka. Formasi Paskibraka nasional ini diisi oleh para pelajar serta mahasiswa yang terdapat di Jakarta.

Akan tetapi, pada 1967 Husein Mutahar menambahkan formasi Paskibraka atas perintah Presiden Soeharto. Masih memakai dasar yang sama dari penerapan upacara di Yogyakarta tahun 1946. Pengibar Bendera Pusaka memakai formasi 17-08-45 sesuai dengan bertepatan pada Kemerdekaan RI. Formasi tersebut terdiri atas pasukan 17 ialah pemandu, pasukan 8 ialah pembawa bendera (inti), serta pasukan 45 ialah pengawal.

Setelah itu semenjak tahun 1969 diresmikan kalau untuk petugas pengibar Bendera Pusaka yaitu para pemuda utusan provinsi yang diwakili oleh sejoli putra putri siswa SLTA. Penyebutan Paskibraka pertama kali dicetuskan oleh oleh Idik Sulaeman. Tadinya, sebutan yang digunakan buat petugas pengibar bendera merupakan Pasukan Pengerek Bendera Pusaka dari tahun 1967-1972.